Ciri Kebahasaan Teks Novel Dan Pola Analisis Kebahasaan Teks Novel


Teks dongeng fiksi atau novel  mempunyai ciri-ciri kebahasaan, yaitu:

a.  Banyak memakai kalimat bermakna lampau

Contoh:

“Ibuku, meski waktu itu masih remaja, tapi sudah bermain musik sama orang-orang yang sudah renta dan keren, menyerupai Uwak Gito Rollies, kang Deddy Stanza. Juga dengan Kang Harry Rusli, yang waktu itu bikin kelompok musik Gang of Harry Roesli. Dan kata ibu, mereka semua gurunya” (Sumber: Novel Dilan 1990, hlm. 13-14)

Kata waktu itu mengatakan lampau, alasannya yaitu pada paragraph tersebut menceritakan perihal perjalan hidup Ibu tokoh utama pada waktu muda.
b.  Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu

Contoh:

“Hujan deras dibarengi petir yang menyambar-nyambar, biasanya menandakan baik bagi orang-orang yang paham akan keberkahan Imlek. Menjelang Cap Go Meh yang akan tiba dalam beberapa hari ini, masyarakat Tiong Hoa berharap akan turun hujan besar disertai halilintar yang berkepanjangan.”(Sumber: Kancing yang Terlepas, 2011, hlm. 312)

Pada potongan paragraf di atas, terdapat kata ‘menjelang’ dan ‘beberapa hari ini’ yang mengatakan waktu pada novel.

c.   Banyak memakai kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan

Contoh:

“Nata menyemprotkan percikan air dari selang untuk menggodanya, dan Niki berteriak kecil. Dia segera melupakan riasannya yang hancur untuk membalas Nata, dan menarik Annalise bersamanya.”(Sumber: Refrain, 2012, hlm: 63)

Pada potongan paragrat di atas, terdapat kata kerja menyemprotkan, menggodanya, berteriak, melupakan, menarik.Kata tersebut dikemukakan oleh kedua tokoh yaitu Nata dan Niki

d.   Banyak memakai kata kerja yang mengatakan kalimat tidak langsung

Contoh:

”Dia dongeng perihal bisnis perhotelan keluarganya. Sejak kecil ia sering ikut papinya travelling ke luar negeri, berguru perihal perhotelan dan seluk beluknya….”(Sumber: Refrain, 2012, hlm: 189-190)

Pada potongan obrolan tersebut, terdapat kata cerita tentang yang mengatakan bahwa tokoh yang berdialog tengah membicarakan perihal orang lain.

e.   Banyak memakai kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh.

Contohnya:

“Dia sudah memikirkannya matang-matang, memainkan pelbagai jenis skenario yang mungkin terjadi.”(Sumber: Refrain, 2012, hlm: 150)

Pada potongan di atas, terdapat kata memikirkannya, kata tersebut dirasakan oleh tokoh utama yang tengah mengalami masalah akan resiko yang akan ia hadapi merujuk pada kalimat selanjutnya yaitu memainkan pelbagai jenis skenario yang mungkin terjadi. Kata memikirkannya merupakan kata kerja yang tengah dirasakan oleh tokoh.

f.    Menggunakan banyak dialog

Dialog pada novel ditunjukkan oleh tanda petik ganda (“…”) dan kata kerja yang mengatakan tuturan langsung.

Contohnya:

“Katanya ia habis nangkap nyamuk. Dapat dua ekor. Terus, ia masukin ke botol. Kedua nyamuk itu, ia namai Bonni dan Kinkan. Perasaan waktu itu, di Bandung, bukan sedang demam isu nyamuk, deh. Ah, sudahlah, ikuti permainannya.
“Mau gak?”
“Mau apa? Nyamuk?” kataku balik nanya
“Iya. Kamu satu, saya satu.”
“Di sini juga banyak.”
“Di situ juga ada?” tanya Dilan. “Subhanallah.”
“Ha ha ha. Ada tujuh ribu!”
“Di sini mah sedikit,” katanya. “Bagi euy.”
“Sini bila mau.””(Sumber: Novel Dilan 1990, hlm. 161)

Pada potongan novel di atas, secara keseluruhan ditampilkan dengan obrolan dan bukan berbentuk narasi.

g.   Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, suasana, atau tempat

Contoh:

“Terus, rumahnya luas banget, hingga ada satu ruangan khusus untuk memamerkan lukisan antik punya nyokapnya. Sekali lihat juga tahu harganya ratusan juta rupiah….”(Sumber: Refrain, 2012, hlm: 190)

Pada potongan obrolan diatas, terdapat kata luas yang merujuk kepada ruangan yang tengah diceritakan oleh salah satu tokoh, hal tersebut sanggup diketahui pada obrolan selanjutnya, yaitu:

“sampai ada satu ruangan khusus untuk memamerkan lukisan antik punya nyokapnya...”

Sumber: Puryanto, Edi. 2019. Teks Novel. Jakarta: Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Tidak ada komentar untuk "Ciri Kebahasaan Teks Novel Dan Pola Analisis Kebahasaan Teks Novel"